Mantan Ketua DPRD Pasaman, Syahrizal Yusuf, Tewas Tertimpa Alat Berat Saat Antar Bantuan Bencana
PASAMAN — Duka mendalam menyelimuti Kabupaten Pasaman setelah mantan Ketua DPRD Pasaman, Syahrizal Yusuf, tewas dalam sebuah kecelakaan tragis pada Rabu (3/12/2025). Ia tertimpa alat berat di Nagari Simpang Utara, Kecamatan Simpang Alahan Mati, saat tengah mengantarkan bantuan bagi korban bencana alam di Sumatera Barat.
Syahrizal dikenal sebagai sosok yang selalu turun langsung membantu warganya ketika bencana melanda. Namun pengabdian itu justru merenggut nyawanya.
Peristiwa tragis ini terjadi ketika rombongan bantuan melintas di kawasan yang sedang dalam proses pembersihan pasca-bencana. Jalanan penuh aktivitas alat berat dan kendaraan logistik, membuat situasi semakin padat.
Menurut keterangan Kapolres Pasaman melalui Kasat Lantas Iptu Afrizal, insiden bermula ketika truk Mitsubishi Fuso BA 8860 WU yang mengangkut alat berat mengalami kerusakan sambungan gardan saat menanjak. Truk mendadak berhenti, memicu antrean panjang kendaraan di belakangnya.
Melihat kemacetan, Syahrizal turun dari mobil untuk memeriksa kondisi jalan. Pada saat bersamaan, sopir truk mencoba menstabilkan kendaraannya dengan menurunkan alat berat. Namun begitu tali pengaman dilepas, truk justru bergerak mundur. Alat berat pun terjatuh ke sisi kiri jalan—tepat ke arah Syahrizal yang tak sempat menghindar.
Syahrizal Yusuf meninggal seketika di lokasi kejadian.
Kabar wafatnya tokoh yang dikenal hangat dan dekat dengan masyarakat ini mengejutkan warga Pasaman. Bagi banyak orang, Syahrizal bukan hanya mantan pejabat, tetapi figur yang selalu hadir di tengah rakyat saat bencana terjadi. Ia sering turun langsung mendistribusikan bantuan, menyemangati warga, dan memastikan kebutuhan mereka terpenuhi.
Tragedi ini juga memantik perhatian nasional. Tokoh hukum Prof. Jimly Asshiddiqie menyampaikan duka cita mendalam sekaligus keprihatinan. Ia menilai bahwa peristiwa yang menimpa Syahrizal menggambarkan betapa serius dan kacaunya situasi di lapangan pasca-bencana di Sumatera Barat. Jimly juga menegaskan bahwa kondisi tersebut seharusnya sudah layak ditetapkan sebagai bencana nasional mengingat skala kerusakan dan risiko yang ditimbulkan.
Menurutnya, kejadian ini bukan sekadar kecelakaan, tetapi peringatan bahwa distribusi alat berat dan logistik harus diatur lebih ketat agar keselamatan relawan dan aparat di lapangan terjamin.
Kepergian Syahrizal menjadi pengingat bahwa tugas kemanusiaan tak lepas dari bahaya. Para relawan, aparat, dan tokoh masyarakat bekerja dalam kondisi rawan: tanah labil, potensi longsor susulan, dan arus logistik yang tak selalu aman. Tetapi mereka tetap hadir demi membantu sesama.
Kini, masyarakat Pasaman mengenang Syahrizal Yusuf sebagai sosok yang mengabdi hingga napas terakhir. Dedikasi dan keberaniannya diharapkan menjadi inspirasi, sekaligus dorongan bagi pemerintah untuk meningkatkan penanganan bencana yang tengah berlangsung di Sumatera Barat.

Posting Komentar